Di zaman modern ini, pondok pesantren masih menunjukan eksistensinya sebagai sarana untuk menimba ilmu, khususnya ilmu-ilmu agama. Dari hal tersebut, pondok pesantren pun bertransformasi agar terus berkembang guna menjaga eksistensinya sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Kini, sebagian besar pondok pesantren tidak menganut teori klasikal tetapi dengan teori kontruksivisme, salah satunya pondok pesantren terpadu Ar-Raid.
Pondok Pesantren Ar-Raid merupakan salah satu pondok pesantren mahasiswa terdekat sekitar Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, daerah Cibiru. Pesantren ini tidak hanya mengkaji kitab-kitab kuning tetapi mempelajari bahasa juga tahfidz. Metodenya pun tidak berpusat pada guru. Tapi antara guru dan santri itu balance, apalagi santrinya pun mahasiswa-mahasiswi yang dikenal dengan berpikir kritisnya. Tentunya hal ini jauh berbeda dengan metode dahulu.
Di pondok ini bahasa yang dipelajari adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dalam pembelajarannya pun sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Karena hampir 70% santri berperan aktif. Di sini juga, seorang santri dituntut untuk mampu berbicara bahasa arab dan inggris. Untuk kitab kuning itu mencakup beberapa ilmu yaitu Akhlak, Fikh, Tauhid, Hadist, dll. Ilmu keagamaan ini mencakup seluruh aspek kehidupan yang kita jalani saat ini, meliputi tata cara bersikap, menghormati guru, belajar sabar, dll. Terakhir yaitu tahfidz, setiap santri diharuskan untuk menghafal Al-Quran setiap hari, selain itu juga belajar tahsin, simaan, khataman.
Nah itulah beberapa hal yang dipelajari di pesantren ini juga system yang diimplementasikannya. Selain pembelajaran diatas ada juga pembelajaran lain yaitu berupa pengendalian diri. Untuk lebih jelasnya gabung dulu yuk .. jadi mahasantri Ar-Raid.
Peserta Artice Competition
Fauziatun Najiah
(Mahasantri PPT – Ar-raaid Juga Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung)