Pondok Pesantren Salafiyah AR-RAAID – SMP – SMA – Mahasantri

3 Kunci Mahir Berbicara Bahasa Arab Dan Inggris

Bahasa Arab dan Inggris merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena dengan kedua bahasa tersebut adalah bekal umat manusia dalam menggali ilmu dunia dan akhirat. Salah satu kunci menggunakan dan mengaplikasikan bahasa adalah berbicara (Speaking), dengan berbicara manusia mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif karena mereka mampu mendengar dan memahami maksud dan tujuan seseorang melalui kata atau kalimat yang mereka ucapkan. Sehingga didalam artikel ini kami akan berbagi pengalaman mengenai kunci mahir berbicara Bahasa Arab dan Inggris yang di aplikasikan di Pondok Pesantren Terpadu Ar- raaid, pondok terdekat dengan Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Kunci yang pertama adalah mendengar atau menyimak (Listening). Terkadang untuk mengembangkan speaking skill kita dalam berbahasa Arab dan Inggris kita membutuhkan banyak mendengar dan menyimak (listening), mengapa demikian  hal ini telah terbukti dari hasil penelitian Nisrina P. Utami di dalam jurnal Pijar Psikologi yang menyakatakan bahwa “Orang yang memiliki gangguan pendengaran pada umumnya memiliki pemahaman bahasa yang kurang” bahkan jika kita melihat disekeliling kita ketika seorang bayi dilahirkan dalam keadaan tidak dapat mendengar maka cenderung ia tidak dapat berbicara dengan normal.

Sehingga hal ini mendukung bahwa dalam belajar Bahasa Arab dan Inggris pun kita harus banyak mendengar dan menyimak kedua bahasa tersebut, baik dari audio book, movie, lagu, dan lain sebagainya. Pengaplikasian ini diterapkan di Pondok Pesantren Terpadu Ar-raaid dengan mengusahakan diadakannya listening baik berupa audio book, video, movie dan lain sebagainya oleh para pengurus dibeberapa pertemuan pembelajarannya, selain itu merekapun dianjurkan untuk menghafal kosakata Bahasa Arab dan Inggris guna memperkaya pembendaharaan kosa kata mereka satu hari tiga kosa kata, karena listening saja tidak cukup untuk menopang mereka berbicara Bahasa Arab dan Inggris dan begitupun sebaliknya. Hal ini merupakan salah satu kunci para mahasantri dan mahasantriwati agar mereka sering mendengar percakapan Bahasa Arab dan Inggris dan akhirnya mereka terbiasa mengucapkannya.

Kunci yang kedua adalah Praktek (Practice). Dalam belajar berbicara, praktek merupakan salah satu hal yang penting, pribahasa menyatakan bahwa “bisa karena terbiasa” dan ada juga yang menyatakan bahwa “Practice make perfect” ( Prakek membuat jadi sempurna). Sehingga ketika kita ingin bisa berbicara Bahasa Arab dan Inggris maka kita harus terbiasa berbicara Bahasa Arab dan Inggris sehingga kita akan bisa berbicara kedua Bahasa tersebut dengan lancar dan sempurna.

Pengaplikasian kunci yang kedua ini di Pondok Pesantren Terpadu Ar- raaid ini adalah dengan cara mewajibkan para mahasantri dan mahasatriwati untuk berbicara Bahasa Arab dan Inggris mulai dari tibanya waktu shalat maghrib hingga pukul 22.00 WIB dan menganjurkan mereka untuk berkomunikasi dengan menggunakan kedua Bahasa dalam pembelajaran dan diskusi bahasa pada saat Muhadloaroh.

Pengaplikasian kunci yang kedua ini memang tidaklah mudah, ada beberapa mahasantri enggan mempraktekan Bahasa mereka karena malu, tidak percaya diri dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya hal tersebut merupakan rintangan- rintangan agar kita mampu berbicara dengan menggunakan Bahasa asing, dan kadang ketika belum merasa percaya diri untuk mempraktekkan Bahasa tersebut maka cobalah berbicara sendiri seakan- akan kita sedang berinteraksi dengan orang lain atau bahkan kita bisa menggunakan metode Mirror talking (Berbicara didepan cermin), dan praktekanlah semampunya. Dari hal tersebut semoga dapat membantu teman- teman dalam belajar berbicara Bahasa Arab dan Inggris.

Kunci yang terahkir adalah Istiqomah. Istiqomah disini maksudnya adalah berpegang teguh dalam sebuah rutinitas diantaranya adalah dalam berlatih berbicara Bahasa Arab dan Inggris. Sebagimana  Ibnu Abbas R.A berkata bahwa “ Istiqomah memiliki 3 macam arti diantaranya Istiqomah dengan lisan ( Bertahan terus dalam membaca Syahadat), Istiqomah dengan hati ( Melakukan segala sesuatu dengan niat dan jujur), dan istiqomah dengan jiwa (Selalu melaksanakan ibadah dan keta’atan kepada Allah secara terus menerus tanpa terputus) ”. Jadi dalam berlatih berbicara pun sama seperti apa yang telah diungkapkan oleh Ibnu Abbas R.A dalam pengertiannya yang ketiga yaitu “ Selalu melaksanakan ibadah dan keta’atan kepada Allah secara terus menerus tanpa terputus” walaupun berlatih berbicara bukan merpakan jenis Ibadah namun segala sesuatu yang baik akan menjadi ibadah jika kita niatkan hal tersebut untuk ibadah sedangkan belajar merupakan salah satu hal yang dianjurkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mempelajari sesuatu sebagaimana dikatakan didalam hadits nabi “Thalabul ‘ilmi minal Mahdi ilaa al-lahdi”. Dan belajar berbicara Bahasa Arab dan Inggris terkadang dapat membuat kita mudah lupa dengan kosa kata yang telah kita hafalkan bahkan yang pada awalnya mereka lancar berbicara pun bisa menjadi kaku kembali hanya karena tidak dibiasakan dan diaplikasikan.

Sehingga kesimpulan pada artikel ini menyatakan bahwa kunci mahir berbicara Bahasa Arab dan Inggris itu ada tiga, diantaranya sering mendengar atau menyimak Bahasa Arab dan Inggris (listening), mempraktekan bahasa yang sudah diketahui (Practicing), dan terakhir adalah istiqomah (selalu melakukannya dengan terus menerus tanpa terputus). Semoga dengan tiga kunci tersebut kita semua mampu belajar berbicara Bahasa Arab dan Inggris dengan lancar, sehingga kita mampu mencari banyak pengetahuan lebih luas lagi, karena dengan bahasa Arab kita mampu memahami Al-Qur’an dan dengan bahasa Inggris kita mampu menguasai dunia.

 

Tiara Dwi Nurhidayati

(Mahasantri Pondok Pesantren Terpadu Ar-Raaid Sekaligus Pengurus Bidang Bahasa &Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Bimbingan Konseling Islam)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top