Pondok Salafis Untuk Mahasiswa Yang Agamis
Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan salah satu kampus negeri yang cukup diminati di Bandung Raya. Berbeda dengan perguruan tinggi lain di kota Bandung perguruan tinggi ini memiliki corak kultur yang islami. seiring dengan kultur dan kurikulum keagamaannya, Mahasiswa kampus inipun memiliki tuntutan yang berbeda untuk memenuhi kompetensi perkuliahan mereka seperti membaca Al-quran, menghafal beberapa hadist, dan kemampuan untuk membaca kitab kuning. Sayangnya banyak mahasiswa yang kurang bisa memenuhi atau bahkan gagal dalam memenuhi tuntutan ini karena kurangnya sarana yang diberikan kampus untuk menunjang kebutuhan mahasiswa akan kompetensi tambahan tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan para Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan penguasaan kompetensi tambahan tersebut, banyak diantara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran tambahan melalui pengajian di luar kampus mereka. Salahsatu cara yang lebih praktis adalah mengikuti kegiatan pengajian sambil juga mondok di sebuah pondok pesantren, karena dengan cara ini para mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran tambahan melalui pengajian dan juga mereka tidak perlu khawatir akan kebutuhan mereka akan tempat tinggal sementara selama menjadi mahasiswa.
Terdapat banyak sekali pondok pesantren yang berdiri di sekitar kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang bisa menampung para mahasiswa yang memiliki keinginan untuk belajar lebih mengenai ilmu agama. Namun dari sekian banyak pesantren yang berdiri terdapat sebuah pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Terpadu Ar-Raaid yang berlokasi di gang kujang Jalan A.H Nasution. Pondok pesantren ini memiliki program pembelajaran yang terpadu yang terdiri dari program tahfidz quran, penguasaan bahasa Inggris dan Arab, dan membaca kitab kuning, sangat sesuai dengan kompetensi tambahan UIN SGD Bandung. Selain memiliki program yang terpadu, pondok pesantren ini memiliki jarak yang sangat dekat dengan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dengan posisi Pondok Pesantren Ar-raaid yang sangat dekat dengan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, para santri juga Mahasiswa atau βMahaSantriβ inipun memiliki beberapa keuntungan. Para Mahasantri tidak perlu mengeluarkan ongkos transportasi untuk pergi ke kampus ataupun menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor, karena dengan berjalan kakipun hanya memerlukan waktu tempuh 5 sampai 7 menit untuk sampai ke gerbang UIN dengan ini para Mahasantri-pun dapat menghemat uang saku mereka dibandingkan dengan mahasiswa lainnya yang harus menghabiskan Rp.4000 sampai Rp.9000 setiap harinya untuk pergi ke kampus. Selain itu dengan berjalan kaki setiap hari, mereka secara langsung juga melakukan aktivitas fisik yang melatih kaki mereka berjalan hingga 15 menit setiap harinya.
Pada akhirnya, kebutuhan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan pemenuhan kompetensi tambahan tidak selalu dapat terpenuhi dengan aktivitas perkuliahan internal dalam kampus, oleh karena itu Pondok Pesantren menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka akan pembelajaran dan tempat tinggal. Melalui berbagai penimbangan berdasarkan faktor kompetensi, program, fasilitas, dan lokasi yang strategis, Pondok Pesantren Terpadu Ar-Raaid hadir untuk menjadi jawaban akan kebutuhan mahasiswa tersebut.
Peserta Article Competetion
Indra Taufik Chaerudin
(Mahasantri Pondok Pesantren Terpadu Ar-Raaid & Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Ahwalul Syakhsiyah)
9 komentar untuk “Pondok Salafis Untuk Mahasiswa Yang Agamis”
Artikel yang bagus…
Saya suka artikel ini.
Hey sepertinya aku kenal dengan tulisan ini. Bagus bagus deh
Wow.. mudah”han berkah ππππ
Artikelnya Bagus…
Baguus, aku sukaa π
Allah kareem… sungguh memotivasi πππ
Good motivation, I like itππ
Baguusπππ